cerita pendek
ok kali ini saya mau nulis cerpen yang bercerita sedikit tentang kapal pesiar
ini fiksi sih, bukan kisah nyata, saya yang menulisnya karena kebetulan belakangan ini saya gak terlalu sibuk, jadi sempat deh bikin cerpen. ini cerpennya berjudul cinta yang tak terbalas, check it out.. ( kalo ada ide ttg kelanjutannya boleh email saya ya) maklum kadang2 kehabisan ide.
CINTA YANG TAK TERBALAS
ini fiksi sih, bukan kisah nyata, saya yang menulisnya karena kebetulan belakangan ini saya gak terlalu sibuk, jadi sempat deh bikin cerpen. ini cerpennya berjudul cinta yang tak terbalas, check it out.. ( kalo ada ide ttg kelanjutannya boleh email saya ya) maklum kadang2 kehabisan ide.
CINTA YANG TAK TERBALAS
Pagi ini ramai sekali di rumah, ada apa ya? Ternyata
keluarga Adit mau datang, hmmm.. bakalan ramai nih,…. ya keluarga Adit akan datang
dari Jakarta , Adit adalah tunanganku, kami sebetulnya sudah di pertunangkan
sejak kecil karena keluargaku dan keluarga Adit sudah bersahabat selama
bertahun-tahun, kebetulan Adit hanya 2 tahun lebih tua dariku jadi orangtua
kami menganggap kami cocok kalau menikah.
Aku mengenal Adit sudah dari kecil, kami sering bermain
bersama, bahkan waktu SD kami satu sekolah di Bandung, tapi sejak Adit masuk
SMP, kami berpisah karena keluarganya pindah ke Jakarta. Sejak itu mamanya Adit
hanya berhubungan dengan kami melalui telepon , yah pernah juga sih mereka
datang tapi jarang.
Adit orangnya tinggi, putih dan tampan, pokoknya macho
banget deh, aku lihat fotonya di
facebook, sedangkan aku? Yahh biasa aja ga terlalu cantik ataupun popular, tapi selama
ini aku ga pernah kepikiran untuk tertarik pada Adit ataupun cowok yang lain
karena aku masih pingin sekolah yang tinggi kalau perlu sampai keluar
negeri,makanya aku rajin belajar dan jarang keluar rumah. Aku anak tunggal ,
jadi mama dan papa sangat ingin aku maju dan mendapatkan jodoh yang sesuai
untuk masa depan. Adit juga anak tunggal karena adiknya meninggal sewaktu
kecil, jadi Adit ini sangat dimanja oleh orangtuanya. Adit orangnya agak keras
kepala dan gak suka dibantah, itu aku tahu persis karena dia emang s sudah eperti
itu waktu kecilnya.
Pagi ini Adit dan keluarganya akan datang, mereka sudah
telepon sejak kemarin mengabarkan soal ini, aku pikir yah paling juga Adit dan
keluarganya pingin lihat keluarga calon mantunya, hehehe… gapapa sih, aku ga keberatan, mereka keluarga
yang baik dan aku juga pingin lihat Adit secara langsung, bukan cuman foto di
facebook saja.
Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, hmmm.. sudah waktunya
nih… aku mendengar suara mobil masuk ke halaman, waduh deg-degan juga mau
ketemu camer, hmm.. kukenakan baju yg terbaik, sopan dan gak neko-neko, sesuai
dg pesan mama, aku pingin keluarga Adit menyukaiku apa adanya, tidak
berlebihan.
Mobil keluarga Adit sudah masuk ke halaman yang memang sudah
terbuka pintu pagarnya sejak pagi, mobilnya ternyata mewah sekali, aku jadi
kaget, sejak kapan mereka jadi kaya raya seperti itu ya? Kudengar mama dan papa
keluar menyambut kedatangan keluarga Adit, hmmm.. aku jadi tambah deg-degan…”
Rinaaa… Rina… dimana kamu nak?’ kudengar suara mama memanggilku, akupun
bergegas datang ke ruang tamu, disitu kulihat, mama dan papa Adit sedang duduk,
sedangkan aku tak melihat Adit, mama lalu memperkenalkan aku kepada kedua
orangtua Adit, mereka tersenyum ramah dan menyambutku, kelihatan sekali mereka
puas dengan calon mantu mereka, hmm…. Atau aku Cuma kegeeran saja ya? Aku melihat
ke kanan dan kiri, mana Adit?
‘Adit duduk di luar…’ mamanya Adit berkata kepadaku, ‘ayo ,
temui dia… kan kalian sudah lama tak bertemu…’ dia berkata sambil membimbing
tanganku menuju ke teras depan… hatiku deg-degan… akhirnya aku melihat Adit,
dia ternyata jauh lebih tampan daripada fotonya, waduh aku jadi minder nih, apa
iya cowok setampan itu mau menikah dengan aku yang biasa aja? Adit tersenyum
dan menyalamiku, mamanya Adit lalu kembali ke dalam meninggalkan aku dan Adit
yang grogy, aku mencoba tersenyum untuk mencairkan suasana. Adit ternyata
orangnya ramah, gak sombong ataupun sok cakep, dia memperlakukan aku seperti
teman lama yang akrab, kami pun berbincang-bincang tentang masa lalu dan dia
juga bertanya tentang keadaanku sekarang, Aku merasakan ada kecocokan diantara
kami, kami bisa tertawa dan bercanda tanpa beban, aku berpikir, seandainya
benar Adit menjadi suamiku kelak, aku kayaknya ga keberatan deh, ehemm…. Rasa naksir
itu ada tapi bukan jatuh cinta pada pandangan pertama lho, hehehehe…
Sejak itu Adit selalu menelponku tiap akhir pekan , dia
selalu bilang ingin main ke Bandung kalau libur kuliah, aku sih iya iya aja,
senang rasanya punya teman ngobrol di rumah, maklum aku tidak punya banyak
teman di lingkungan sini, karena kebanyakan dari mereka sudah pada sibuk.
Karena aku masih kuliah tingkat satu, otomatis aku belum
terlalu sibuk, mama bilang dia ingin berlibur bersama keluarga Adit agar kami lebih saling mengenal, mama bilang
keluarga Adit sudah memesan paket liburan di kapal pesiar selama seminggu untuk
dua keluarga sekaligus, jadi bukan Cuma Adit dan aku saja, tapi seluruh keluarga akan ikut untuk berlibur bersama..wow…
habis duit berapa tuh, paket seperti itu kan mahal? Tapi simpan pertanyaan itu
didalam hati saja.
Kami akan mulai perjalanan dari Singapura, jadi kami dari
Bandung harus ke Jakarta dulu, bertemu keluarga Adit di bandara, lalu kami
semua terbang ke Singapura. Wah aku
senang sekali, ini pertama kali aku jalan-jalan ke luar negeri,
sebetulnya keluarga kami bukan keluarga kaya tapi keluarga Aditlah yang
membayar semua biaya paket liburan kali ini.
Siang hari kami tiba di Bandara Soekarno – Hatta, bertemu
keluarga Adit di VIP Lounge, lalu kami semua terbang ke Singapura pada sore
hari. Tiba di Singapura kami menginap dullu semalam di sebuah hotel di dekat
Orchard road yang ramai dengan Mall dan tourists. Kami makan malam di sebuah restaurant yang
menyajikan makanan China, hmm.. enak sekali disini, Singapura bersih sekali,
semua orang membuang sampah pada tempatnya, bahkan mereka memilah sampah sesuai
jenisnya agar mudah di daur ulang, jauh banget dengan di Indonesia yang menjadi
lautan sampah terutama sampah plastik, hampir
tak ada yang mendaur ulang.
Malam itu setelah dinner, aku dan Adit berbincang-bincang di
lobby hotel, Adit bilang dia ingin ajak aku ke Mall untuk melihat-lihat…
ternyata mama mengijinkan , maka kamipun pergi berdua ke mall untuk
melihat-lihat. Wah mall disini ramai
sekali, banyak diskon dan banyak barang-barang branded, aku melihat sepertinya Adit sudah sering ke
tempat ini, dia sudah tau seluk beluk mall di jalan Orchard, tiba-tiba Adit
mengajakku ke sebuah butik, aku belum sempat mengiyakan tapi dia sudah
menarikku masuk kesana, aku disuruh memilih baju apa yang aku suka, aku
bingung, baju-baju disitu pada mahal dan modelnya aneh-aneh, aku mengalami kesulitan memilih yang mana,
akhirnya Adit mengajakku ke lantai atas dan disana aku menemukan baju yang
sesuai tapi harganya mahal, Adit bilang ga udah mikirin harganya, itu hadiah
buat aku dari dia, ternyata selain baju itu, Adit juga membelikan aku 4 baju
yang lain , dia yang memilih, semua dimasukkan dalam tas besar dan Adit yang
membawanya, entah kenapa dia ingin aku pakai baju mahal, mungkin aku terlihat
terlalu sederhana dimata dia? Tidak jelas juga, tapi aku menurut saja, karena
kalau aku menolak, Adit pasti nggak terima. Aku tau sifat dia yang ga suka
dibantah.
Keesokan harinya kami check out hotel dan berangkat menuju pelabuhan untuk naik ke kapal pesiar.
Pelabuhan di Singapura sangat berbeda dari pelabuhan di Indonesia, disini
Pelabuhannya sangat mewah dan bersih, berbentuk Mall besar, tapi dibelakang
Mall itu, kapal-kapal pada bersandar siap menunggu penumpang naik, wow… indah
sekali ternyata yang namanya kapal pesiar itu… bentuknya besaaar sekali,
seperti Titanic tapi modern, kamipun naik ke kapal dan disambut oleh tarian
barongsai di dekat tangga kapal. Sebelum naik ke kapal, setiap pasangan
diabadikan oleh photographer , aku berpose bersama keluarga dan juga satu pose
hanya bersama Adit, dia merangkulku, aduh aku jadi deg-degan, aku mengenakan
baju yang dia belikan kemarin, kami jadi tampak serasi sekali di foto, Adit
telihat ganteng dengan baju kaus berkerah dan celana Bermuda, aku juga pakai
baju yang hampir sama warna dan modelnya, lengkap dengan topi. Aku merasa
bahagia sekali hari ini.
Setelah check in, kami berkumpul di deck 9 untuk merayakan
pelepasan kapal, ya memang tiap kali kapal berangkat, mereka pasti membuat
suatu pesta pelepasan dengan tari2an barongsai dan hujan kertas warna-warni
serta balon beraneka warna yang dilepas ke udara, suasana sangat ramai,
kebetulan banyak turis yang menginap di kapal ini, mereka berasal dari berbagai
Negara, tapi aku melihat banyak juga keluarga Indonesia yang ikut berlayar kali
ini.
Kami menginap di deck 7, cabin aku dan orantuaku
bersebelahan dengan cabin Adit dan orangtuanya. Jadi malam itu kami ngobrol2 di
teras depan cabin sambil melihat laut lepas… hmmm.. indaaah sekali, mungkin
akan jadi sangat romantis apabila aku dan Adit beneran jadi pasangan, ooooo…. Mungkinkah?
Aku dan Adit mengobrol sampai larut malam, dan malam itu
sebelum Adit kembali ke cabinnya, dia tib-tiba mencium kening aku sekilas, aku
kaget ga menyangka tapi ada rasa senang yang sangat mendalam saat dia
melakukannya, malam itu di cabin aku tak bisa tidur karena memikirkan Adit… is
this love???
Keesokan harinya kami semua having breakfast di restaurant
deck 8, makanan disini melimpah ruah, mau makan apa jadi bingung, tapi aku
memilih makan sayuran saja karena aku tak mau menjadi gemuk, entar Adit gak
suka dong lihat aku gemuk, heheheh… ooooo,.. setelah makan, Adit mengajakku
berenang di deck 9, wah senangnyaaa…. Disitu banyak sekali permainan air,
seharian ga akan cukup nih buat main air, maklum aku sangat suka berenang,
kalau sudah di air, aku susah diajak pulang. Adit ternyata juga suka berenang,
dan hari itu kami menghabiskan waktu berjam-jam bermain air dan berenang sampai
mamanya Adit datang dan mengajak kami makan siang. Setelah makan siang, kapal
ternyata sudah berhenti di pelabuhan Taiwan, kebetulan sekarang lagi musim
panas, jadi cuaca di Taiwan cukup panas, Adit mengajak aku jalan-jalan ke
pertokoan di Taipei, tapi itu berarti harus naik kereta, aku agak khawatir
karena aku belum pernah jalan-jalan jauh dengan orang yang bukan keluargaku,
tapi mama mengizinkan sehingga akhirnya kami berangkat ke Taipei pakai kereta,
sesampainya disana, kami melihat-lihat pameran elektronik, wahhh
canggih-canggih sekali ,rasanya menyenangkan melihat-lihat barang-barang
berteknologi tinggi yang dipamerkan disana.
Selama di Taipei, Adit selalu memperlakukan aku dengan baik,
dia tidak pernah kurang ajar ataupun iseng, sepertinya dia menganggap aku
adiknya, bukan pacar, itu bisa aku rasakan dari pandangan matanya, aku merasa
agak sedih karena aku mengharap dia akan memperlakukan aku seperti pacar atau
orang yang dia taksir,namun itu tak terjadi, aku berpikir mungkin karena aku kurang
cantik maka dia ga tertarik padaku??? Namun aku tak menemukan jawabannya sampai
kami naik kereta lagi untuk kembali ke kapal. Di kereta itu kami duduk di dekat
seorang cowok blasteran yang tampangnya cantik kalo menurut aku sih, badannya langsing tapi gak terlalu tinggi,
rambutnya gondrong, matanya indah sekali dengan bulu mata yang lentik. Dia
cukup macho sebetulnya, ga feminin samasekali, tapi matanya itu loh yang mirip
boneka sehingga membuat dia tampak cantik. Cowok itu ternyata bisa berbahasa
Indonesia, karena ibunya orang Indonesia tapi ayahnya orang Amerika. Namanya Johnny.
Johnny ternyata juga naik kapal yang sama dengan kami tapi dia berangkat
sendiri, usianya sama denganku yaitu 19
tahun tapi dia tampak dewasa karena dia sering travelling sendirian ke berbagai
tempat. Kamipun mengobrol dengan akrab,
aku melihat bahwa Adit tampak antusias ngobrol dengan si Johnny daripada
ngobrol denganku, aku melihat tatapan Adit yang begitu mendalam saat dia
memandang wajah Johnny. Hmm… aneh, kok bisa begitu ya? Apa Adit ini gay atau
apa? Aku bertanya-tanya dalam hati namun aku bertekad akan menyelidiki, apakah
dugaanku itu benar?
Sesampainya di kapal, aku kembali ke cabin bersama
orangtuaku sedangkan Adit malah menghilang, dia bilang mau melihat pertunjukan
di theatre deck 9 bersama Johnny. Hmmm… aku cuma sebentar saja di cabin,
selanjutnya aku pergi ke theatre deck 9 untuk menyelidiki Adit. Sesampainya di
theatre, pertunjukan telah dimulai, ada tarian modern, sulap, dan nyanyi juga,
kebetulan malam ini menampilkan tarian dan nyanyian mandarin, jadi suasana
tampak meriah dengan warna merah dan gold disana sini.
Aku melihat Adit dan Johnny duduk di barisan belakang,
mereka tampak asyik mengobrol, tidak benar-benar menikmati pertunjukan malam
itu, dan aku melihat Adit tampak merangkul
Johnny dan terus memandang wajahnya sambil tersenyum, well keduanya
tersenyum sih, bikin aku makin curiga aja. Mereka terus mengobrol sepanjang
acara, dan setelah acara selesai, aku mengikuti mereka ke open deck 9, dimana
mereka berdiri di teras dan melihat laut lepas di kegelapan malam. Mereka tampak
mengobrol tapi kemudian Johnny pamit pulang ke cabinnya, aku melihat Adit
tampak mencegah Johnny dengan menarik tangannya lalu memeluknya dengan lembut,
haddeeehhh….kelihatan banget deh aslinya, aku buru-buru balik badan dan berlari
ke tangga, namun sialnya aku kurang hati-hati sehingga aku terjatuh, Adit dan
Johnny mendengarnya lalu mereka berlari ke arahku, melihat aku yang jatuh, Adit
segera membantuku berdiri, kelihatan sekali dia merasa tertangkap basah, Adit
bilang dia ingin bicara padaku, aku menurut, lalu setelah Johnny kembali ke
cabinnya, aku dan Adit berbincang – bincang di deck 9, Adit meminta maaf
padaku, dia bilang orangtuanya yang merencanakan perjalanan ini agar Adit bisa
akrab denganku, tapi Adit hanya menganggap aku adik saja, karena dia hanya
tertarik pada sesama jenis, dan pertemuannya dengan Johnny telah membuka mata
dia bahwa dia tidak bisa lagi menipu semua orang, dia harus bercerita jujur
agar tak lagi menjadi beban dalam pikiran dia. Johnny adalah openly gay, dan
dia ga malu mengakuinya, disisi lain, Adit masih ‘hiding in the closet’ alias
masih belum terbuka, dan ini menjadi beban pikiran Adit selama bertahun-tahun.
Aku tak mengerti kenapa dia bisa jadi seperti itu? Dulu waktu
kecil, Adit tampak sangat normal, ga ada yang aneh, tapi yah mungkin sudah
takdirnya dia seperti itu, aku bertanya apakah dia memiliki pacar pria di Jakarta?
Adit bilang tidak, karena dia selalu berusaha menutupi keadaan yang
sesungguhnya, malah dia beberapa kali mencoba memiliki pacar cewek tapi selalu
berakhir dengan kegagalan, orangtuanya Adit mungkin curiga tapi mereka tetap
memaksa Adit untuk melanjutkan pertunangan denganku dengan harapan Adit akan
sembuh.
Sekarang aku bingung, apa yang harus kulakukan? Haruskan kulanjutkan
pertunanganku dengan Adit? Dengan harapan mungkin dia akan berubah? Atau haruskan
kuputuskan pertunangan ini dan ceritakan yang sesungguhnya kepada kedua
orangtuaku dan orangtua Adit?
Bersambung…... ehhh.... dilanjutkan deh..
Akhirnya kuputuskan untuk tidak memberitahu kedua orang tuaku maupun orang tua Adit, biar dia aja yang nantinya harus berterus terang kepada orang tuanya, namun itu berarti aku harus menolak perjodohanku dengan adit, tapi bilang alasannya apa ya? hadeeh entar deh aku pikirkan lagi kalo sudah balik ke rumah.
sisa 2 hari di kapal aku habiskan sendirian dengan wisata kuliner ke berbagai restoran yang ada di kapal, dari restoran China, Jepang, fast food, pokoknya semua aku coba, hi hi hi.. biarin aja jadi gendut yang penting enjoy, abis sebel sih Aditnya begitu, ya udah masa bodo. Sementara Adit aku lihat selalu menghabiskan waktunya bersama John, hmm... kalo ditanya ortu, apa yang harus aku katakan ya? mikir jawabannya apa..
ternyata benar, menjelang kepulangan kapal kembali ke Singapore, mamanya adit mengajakku bicara, dia bertanya kenapa aku tidak lagi menghabiskan waktu bersama Adit, akut jadi serba salah, mau ngomong yang sesungguhnya aku ga berani, jadi aku bilang aja toh nanti di jakarta bisa ketemu lagi, sekarang ini dia lagi memperdalam bahasa Inggris dg John si turis, biarin aja, gapapa. mamanya Adit tampak kurang puas dengan jawabanku, tapi aku buru-buru pergi dengan alasan mau berenang.
Keesokan harinya kami tiba di Singapore dan langsung menuju ke Changi Airport untuk terbang kembali ke Indonesia, selama perjalanan itu aku dan Adit tidak banyak bicara, dan kelihatannya baik orangtuanya Adit maupun orangtuaku mengira kami lagi marahan, jadi mereka diam saja, padahal bukan itu sebabnya tapi.. yah gimana ya, udah jelas Adit bukanlah calon yang tepat buatku, bagaimana mungkin aku akan menikah dengan seorang gay?, no way ga mungkin.
Sesampainya di Jakarta, aku dan orangtuaku menginap semalam di hotel sebelum besok melanjutkan perjalanan pulang ke Bandung. Di hotel mama bertanya padaku apakah aku marahan sama Adit? aku jawab tidak, tapi aku bilang bahwa aku ga yakin kalo Adit itu jodoh yg cocok buat aku. mama heran dan bertanya kenapa? tapi aku cuman bisa menggeleng aja, aku tak bisa menceritakan yang sesungguhnya.
Keesokan harinya kami tiba di Bandung, duh badan rasanya capekk banget, jadi hari itu kami hanya beristirahat aja di rumah, papa pun tidak bekerja pada hari itu jadi kami hanya menghabiskan waktu dengan menonton TV di rumah. Papa bertanya apakah aku suka dengan pengalaman wisata dengan kapal pesiar kemarin? aku bilang ya, aku enjoy banget menghabiskan waktu di kapal dan bahkan aku bertemu dengan beberapa crew asal Indonesia disana meski tidak banyak mengobrol. Papa lalu bilang kalo aku mau kerja di kapal, papa sih setuju aja, tapi aku harus kerja dulu di hotel karena tanpa pengalaman di hotel, tidak akan bisa kerja di kapal, hmmm.. aku jadi mikir... gimana ya rasanya kerja di kapal pesiar? kalo jadi penumpang sih emang enak, tapi kalo jadi crew kapal? hmmm.. aku bilang ke papa aku mau cari info dulu sama orang yang udah pernah kerja di kapal, papa bilang no problem.
hmmm. kuliah aku bukan perhotelan dan aku ga punya pengalaman, plus baru usia 20 jalan, apa iya kerja di kapal adalah karir buat aku? pertanyaan itu terus terngiang2 di benakku..
bersambung..... lanjuttt
Setelah tanya sana sini dan membaca di internet akhirnya kuputuskan untuk berhenti kuliah, aku mau melamar job training aja di salah satu restoran milik kenalan orangtuaku selama 6 bulan sebagai waitress agar aku bisa melamar kerja ke kapal pesiar, dan malam harinya aku ambil private English di rumah. hmmm.. kegiatan baru nih.. tapi asyik juga. well aku belum pernah kerja jadi waitress jadi aku harus banyak belajar selama 6 bulan ini.
pagi ini hari pertama aku menjalani job training di restoran internasional milik kenalan orang tuaku, rasanya agak bingung juga karena baru pertama kali dan aku ga punya background food and beverage sebelumnya. tapi gapapa aku mau jalani aja sebaik-baiknya. Aku beruntung orang tuaku punya kenalan pemilik restoran, kalo nggak kan aku harus melamar ke restoran orang lain yg aku ga kenal samasekali. I'm just lucky
di restoran itu aku dibimbing oleh salah satu waiter senior bernama Wawan, Wawan orangnya biasa aja, masih muda tapi giat bekerja. Sebagai tenaga training tentu saja tidak dibayar dan kalaupun dapat tips ya harus diberitahukan kepada pembimbing, dalam hal ini ya si Wawan ini. Hari itu aku dapat banyak masukan tentang sequence of service dan semua hal yg berkaitan dg kerjaan sebagai waitress. Ternyata kerja sebagai waitress itu lumayan capek apalagi kalo restoran lagi rame pada jam makan siang dan makan malam, aduh belum lagi yg complain ini dan itu. Aku jadi lebih menghargai profesi ini dari sebelumnya, aku ga akan complain lagi kalo makanan yg dipesan telat krn aku kini menyadari betapa tidak mudah untuk bekerja di restoran bertaraf internasional, apalagi kalo di kapal, pasti lebih berat lagi.
ga terasa udah 3 bulan aku bekerja sebagai trainee di restoran ini, suatu malam aku melihat Adit datang ke restoran ini dengan seorang pria tampan yg tidak kukenal, aku buru-buru sok sibuk di belakang sehingga aku tidak ditugaskan untuk melayani Adit, aku sengaja krn aku ga mau ngomong ama Adit, ngapain juga sih ngomong ama dia? aku mengintip saat Adit dan pria itu makan malam bersama, kelihatannya biasa aja sih tapi tatapan mata mereka itu mirip tatapan mesra antara Robbie Williams dan Gary Barlow yg emang super mesra di video clip lagu 'shame'. huuuu..heran deh jeruk kok makan jeruk..
aku emang berhasil menghindari Adit malam itu tapi another night kebetulan aku masuk siang jadi pulangnya magrib dan saat itulah aku ketemu lagi dg Adit, tapi sendirian,heran kok dia di Bandung mulu sekarang,gimana dg kuliahnya? Adit menyapaku dan kamipun berbincang di tempat parkir, Adit bilang dia cuti kuliah dan sekarang kerja di Bandung di tempat pamannya yg memiliki perusahaan asuransi.Dia ketemu cowok itu di Bandung dan mereka sedang pendekatan.Aku tanya apakah ortunya udah tau soal ini? Adit bilang udah,dan mereka marah, itulah sebabnya Adit pindah ke Bandung sekarang.
Kasihan juga ya,pikirku, kan bukan kemauan Adit kalo dia spt itu, tidak ada orang yg minta ditakdirkan jd gay. Sejak itu Adit sering menghubungiku lagi dan kami sering jalan bareng sebagai sahabat,orang mungkin melihatnya spt orang pacaran tapi sesungguhnya kami hanya sahabat. Kelebihan dari pria gay dari yg lainnya adalah mrk lebih mengerti urusan curhat wanita tanpa bikin jengah krn mrk memiliki sifat feminin didalam perilakunya.`Adit setuju aja soal aku kerja onboard tapi dia bilang aku harus hati-hati dan jangan terpengaruh lingkungan. Sebenarnya sih lingkungan kapal sangat cocok buat orang2 spt Adit, knp? krn disana orang tidak judge if you are gay or not. Kaum gay bisa kerja di bagian manapun dan hak2 mereka dijamin, tidak akan diganggu siapapun. Adit bilang kalo aku udah sukses kerja di kapal, mungkin dia juga mau menyusul, ih sebenarnya asyik juga kalo Adit ada di kapal, kan bisa saling menjaga, tapi Adit masih kerja di Bandung dan ga punya pengalaman di hospitality industry jadi entah kapan dia bisa ke kapal.
Setelah 6 bulan training, aku akhirnya dapat sertifikat dari restoran tersebut, hmm... karena aku belum 21 th,jadi aku blm bisa melamar ke kapal pesiar, so... sementara aku mau cari kerja aja dulu, berbekal sertifikat aku mau cari kerja di restoran di Bali aja karena Bali banyak punya lowongan di restoran.
akupun pamit kepada orang tuaku. ' kamu ga papa di bali sendirian nak?' tanya ibuku dg wajah khawatir, aku menggeleng ' ga papa, aku kost aja di Kuta sambil kerja" jawabku singkat. Ada perasaan sedih meninggalkan keluargaku karena aku anak satu-satunya tapi orangtuaku mendukung apapun keputusanku demi masa depan.
Akhirnya aku tiba di Kuta, aku mendapatkan tempat kost di daerah kuta hasil pencarian di internet, tempatnya lumayan bagus dan dekat kemana2. Aku membeli motor second dari suatu tempat di Denpasar lalu aku berjalan-jalan di sekitar Kuta setelah memasukkan lamaran ke beberapa restoran di wilayah Kuta.
Kuta sangat indah dan banyak pertokoan modern, tapi sayangnya sampah dimana-mana terutama sampah plastik, sayang sekali..
Aku mendapatkan beberapa panggilan untuk wawancara kerja di beberapa restoran yg aku kirimin CV dan application letter beberapa hari yang lalu, akupun berangkat untuk wawancara kerja. Yg pertama adalah sebuah restoran steak di salah satu hotel berbintang di kawasan Seminyak, ga jauh dari kuta juga, yg mewawancarai adalah managernya, seorang pria bule yang agak berumur tapi lumayan cakep namanya Rob, dia tanya pengalaman dan alasan kenapa aku ingin kerja disitu, aku ceritakan pengalaman kerjaku di restoran dan alasan aku ingin kerja karena aku suka kerja di hospitality industry, aku ga bilang kalo ini cuma sementara aja karena mau ke kapal, why? sebab kalo mereka tau ini cuma batu loncatan atau cuma sementara aja krn menunggu mau ke kapal, mereka ga akan mau terima. So.. si bule itu lalu menyalami aku dan bilang besok sudah boleh start kerja. Wow.. kaget juga aku tapi aku senang karena akhirnya aku bisa mendapatkan pekerjaan pertamaku.
Hari ini adalah hari pertama aku bekerja, wah senangnyaa.. aku pakai baju seragam yg diberikan pihak restoran kepadaku kemarin, ukurannya sih pas cuma roknya agak mini, sebel deh tapi kan pake stocking so no problem, hari ini masuk pagi jadi aku cepat-cepat bersiap dan meluncur ke tempat kerja sepagi mungkin.
Karyawan disini baik semua, tapi supervisor dan managernya terkesan galak dan angkuh, terutama Rob, mungkin mereka menerapkan sistim militer dalam kerja disini, yaudah ikutin aja daripada entar kena masalah. Aku lihat si Rob ini kadang suka melihat kearahku tapi kalo aku balik lihat, dia langsung buang muka, heran ni bule..
Aku bekerja 6 hari dalam seminggu, jadi ada satu hari libur dalam seminggu itu yg bisa aku pakai untuk jalan-jalan atau sekedar cuci mata. Aku ga terlalu dekat dengan teman-teman kerja karena aku ga mau berat meninggalkan mereka kalo aku berangkat kerja di kapal, aku lebih banyak menghabiskan waktuku sendirian di tempat kost atau jalan-jalan ke pantai sendirian. Suatu pagi ada sebuah sedan mewah berhenti tepat di depan tempat kost ku, aku heran siapa ya? aku lagi off, jadi aku lagi istirahat di kamar kost. Aku lihat ada seorang bule turun keluar dari mobil itu dan ternyata itu si Rob.... aku kaget, ada apa ya? lalu aku menghampiri dia dan menyapa :' Hi, Sir, I'm surprised to see you...' dia senyum lalu bilang ' well I just want to see you, I'm off as well so maybe we can go somewhere?' haddeh dia kan manager aku, jadi aku ga bisa menolak meski aku bingung kok dia tau tempat kost aku dan malah ajak jalan-jalan segala.
Rob menyetir perlahan dan kami menuju ke pantai yang tak jauh dari tempat kost ku. Setelah parkir mobil lalu kami masuk ke rumah makan seafood yang ada tak jauh dari situ. Rob duduk dihadapanku lalu setelah kami memesan makanan dia menatap kearahku dg tajam, dari situ aku tau dia mau ngomong serius, aku takut dia bilang suka atau gimana karena itu akan menyulitkan posisiku di tempat kerja.
Rob berkata :' I really like you, I mean I like you a lot, I never found someone I really like in my life'. aku kaget, aku bingung krn aku ga tertarik sama dia sebenarnya krn dia agak ketuaan dan bukan tipe yg aku suka tapi kalo ditolak entar aku kehilangan pekerjaan, terus gimana? aku benar-benar bingung tapi aku menjawab bahwa aku belum banyak kenal dia jadi aku ga tau perasaanku terhadapnya, Rob menatap tajam lalu berkata :' well then we can just get to know each other, and see what happens next...' aku pun mengiyakan, yah sebetulnya ga masalah kalo getting acquainted aja, asal dia ga punya istri atau pacar yg lain aja, heheheheh...
sejak saat itu jadwal kerjaku diubah oleh si Rob, hari liburku udah pasti sama dg hari off nya dia, aku tau maksudnya krn dia mau ajak jalan-jalan dan get to know each other, yaudah kalo dia datang kamipun menghabiskan waktu di pantai untuk sekedar jalan ataupun makan. so far Rob orangnya sopan ga pernah kurang ajar jadi aku nyaman jalan bersama dia, tapi aku khawatir ada karyawan lain yg tau lalu mengira aku memanfaatkan Rob untuk kepentinganku sendiri, hadeh gawat tapi Rob juga tau soal itu makanya kami selalu berhati-hati agar ga menjadi fitnah di tempat kerja.
Rob nama aslinya Robert, dia berumur 45 tahun dan seorang duda satu anak yg udah dewasa di Inggris. di Indonesia dia baru 3 th dan belum pernah pacaran dg cewek lokal krn dia orangnya rada pemilih, dia tertarik padaku krn wajahku agak mirip mantan istrinya di Inggris ( masa sih) , bagiku Rob orangnya menyenangkan dan baik meski agak kaku tapi really setelah 4 bulan jalan bareng akhirnya aku menerima cinta Rob dan kamipun pacaran spt pasangan lainnya namun tetap menjaga norma-norma karena aku gak mau kebablasan, Rob menghormati itu dan kamipun menjalani hubungan dengan santai namun bahagia
kelanjutannya gimana?... bentar...( lagi mikir gimana kelanjutannya abis sedang ga ada ide segar) ada ide ga?
Akhirnya kuputuskan untuk tidak memberitahu kedua orang tuaku maupun orang tua Adit, biar dia aja yang nantinya harus berterus terang kepada orang tuanya, namun itu berarti aku harus menolak perjodohanku dengan adit, tapi bilang alasannya apa ya? hadeeh entar deh aku pikirkan lagi kalo sudah balik ke rumah.
sisa 2 hari di kapal aku habiskan sendirian dengan wisata kuliner ke berbagai restoran yang ada di kapal, dari restoran China, Jepang, fast food, pokoknya semua aku coba, hi hi hi.. biarin aja jadi gendut yang penting enjoy, abis sebel sih Aditnya begitu, ya udah masa bodo. Sementara Adit aku lihat selalu menghabiskan waktunya bersama John, hmm... kalo ditanya ortu, apa yang harus aku katakan ya? mikir jawabannya apa..
ternyata benar, menjelang kepulangan kapal kembali ke Singapore, mamanya adit mengajakku bicara, dia bertanya kenapa aku tidak lagi menghabiskan waktu bersama Adit, akut jadi serba salah, mau ngomong yang sesungguhnya aku ga berani, jadi aku bilang aja toh nanti di jakarta bisa ketemu lagi, sekarang ini dia lagi memperdalam bahasa Inggris dg John si turis, biarin aja, gapapa. mamanya Adit tampak kurang puas dengan jawabanku, tapi aku buru-buru pergi dengan alasan mau berenang.
Keesokan harinya kami tiba di Singapore dan langsung menuju ke Changi Airport untuk terbang kembali ke Indonesia, selama perjalanan itu aku dan Adit tidak banyak bicara, dan kelihatannya baik orangtuanya Adit maupun orangtuaku mengira kami lagi marahan, jadi mereka diam saja, padahal bukan itu sebabnya tapi.. yah gimana ya, udah jelas Adit bukanlah calon yang tepat buatku, bagaimana mungkin aku akan menikah dengan seorang gay?, no way ga mungkin.
Sesampainya di Jakarta, aku dan orangtuaku menginap semalam di hotel sebelum besok melanjutkan perjalanan pulang ke Bandung. Di hotel mama bertanya padaku apakah aku marahan sama Adit? aku jawab tidak, tapi aku bilang bahwa aku ga yakin kalo Adit itu jodoh yg cocok buat aku. mama heran dan bertanya kenapa? tapi aku cuman bisa menggeleng aja, aku tak bisa menceritakan yang sesungguhnya.
Keesokan harinya kami tiba di Bandung, duh badan rasanya capekk banget, jadi hari itu kami hanya beristirahat aja di rumah, papa pun tidak bekerja pada hari itu jadi kami hanya menghabiskan waktu dengan menonton TV di rumah. Papa bertanya apakah aku suka dengan pengalaman wisata dengan kapal pesiar kemarin? aku bilang ya, aku enjoy banget menghabiskan waktu di kapal dan bahkan aku bertemu dengan beberapa crew asal Indonesia disana meski tidak banyak mengobrol. Papa lalu bilang kalo aku mau kerja di kapal, papa sih setuju aja, tapi aku harus kerja dulu di hotel karena tanpa pengalaman di hotel, tidak akan bisa kerja di kapal, hmmm.. aku jadi mikir... gimana ya rasanya kerja di kapal pesiar? kalo jadi penumpang sih emang enak, tapi kalo jadi crew kapal? hmmm.. aku bilang ke papa aku mau cari info dulu sama orang yang udah pernah kerja di kapal, papa bilang no problem.
hmmm. kuliah aku bukan perhotelan dan aku ga punya pengalaman, plus baru usia 20 jalan, apa iya kerja di kapal adalah karir buat aku? pertanyaan itu terus terngiang2 di benakku..
bersambung..... lanjuttt
Setelah tanya sana sini dan membaca di internet akhirnya kuputuskan untuk berhenti kuliah, aku mau melamar job training aja di salah satu restoran milik kenalan orangtuaku selama 6 bulan sebagai waitress agar aku bisa melamar kerja ke kapal pesiar, dan malam harinya aku ambil private English di rumah. hmmm.. kegiatan baru nih.. tapi asyik juga. well aku belum pernah kerja jadi waitress jadi aku harus banyak belajar selama 6 bulan ini.
pagi ini hari pertama aku menjalani job training di restoran internasional milik kenalan orang tuaku, rasanya agak bingung juga karena baru pertama kali dan aku ga punya background food and beverage sebelumnya. tapi gapapa aku mau jalani aja sebaik-baiknya. Aku beruntung orang tuaku punya kenalan pemilik restoran, kalo nggak kan aku harus melamar ke restoran orang lain yg aku ga kenal samasekali. I'm just lucky
di restoran itu aku dibimbing oleh salah satu waiter senior bernama Wawan, Wawan orangnya biasa aja, masih muda tapi giat bekerja. Sebagai tenaga training tentu saja tidak dibayar dan kalaupun dapat tips ya harus diberitahukan kepada pembimbing, dalam hal ini ya si Wawan ini. Hari itu aku dapat banyak masukan tentang sequence of service dan semua hal yg berkaitan dg kerjaan sebagai waitress. Ternyata kerja sebagai waitress itu lumayan capek apalagi kalo restoran lagi rame pada jam makan siang dan makan malam, aduh belum lagi yg complain ini dan itu. Aku jadi lebih menghargai profesi ini dari sebelumnya, aku ga akan complain lagi kalo makanan yg dipesan telat krn aku kini menyadari betapa tidak mudah untuk bekerja di restoran bertaraf internasional, apalagi kalo di kapal, pasti lebih berat lagi.
ga terasa udah 3 bulan aku bekerja sebagai trainee di restoran ini, suatu malam aku melihat Adit datang ke restoran ini dengan seorang pria tampan yg tidak kukenal, aku buru-buru sok sibuk di belakang sehingga aku tidak ditugaskan untuk melayani Adit, aku sengaja krn aku ga mau ngomong ama Adit, ngapain juga sih ngomong ama dia? aku mengintip saat Adit dan pria itu makan malam bersama, kelihatannya biasa aja sih tapi tatapan mata mereka itu mirip tatapan mesra antara Robbie Williams dan Gary Barlow yg emang super mesra di video clip lagu 'shame'. huuuu..heran deh jeruk kok makan jeruk..
aku emang berhasil menghindari Adit malam itu tapi another night kebetulan aku masuk siang jadi pulangnya magrib dan saat itulah aku ketemu lagi dg Adit, tapi sendirian,heran kok dia di Bandung mulu sekarang,gimana dg kuliahnya? Adit menyapaku dan kamipun berbincang di tempat parkir, Adit bilang dia cuti kuliah dan sekarang kerja di Bandung di tempat pamannya yg memiliki perusahaan asuransi.Dia ketemu cowok itu di Bandung dan mereka sedang pendekatan.Aku tanya apakah ortunya udah tau soal ini? Adit bilang udah,dan mereka marah, itulah sebabnya Adit pindah ke Bandung sekarang.
Kasihan juga ya,pikirku, kan bukan kemauan Adit kalo dia spt itu, tidak ada orang yg minta ditakdirkan jd gay. Sejak itu Adit sering menghubungiku lagi dan kami sering jalan bareng sebagai sahabat,orang mungkin melihatnya spt orang pacaran tapi sesungguhnya kami hanya sahabat. Kelebihan dari pria gay dari yg lainnya adalah mrk lebih mengerti urusan curhat wanita tanpa bikin jengah krn mrk memiliki sifat feminin didalam perilakunya.`Adit setuju aja soal aku kerja onboard tapi dia bilang aku harus hati-hati dan jangan terpengaruh lingkungan. Sebenarnya sih lingkungan kapal sangat cocok buat orang2 spt Adit, knp? krn disana orang tidak judge if you are gay or not. Kaum gay bisa kerja di bagian manapun dan hak2 mereka dijamin, tidak akan diganggu siapapun. Adit bilang kalo aku udah sukses kerja di kapal, mungkin dia juga mau menyusul, ih sebenarnya asyik juga kalo Adit ada di kapal, kan bisa saling menjaga, tapi Adit masih kerja di Bandung dan ga punya pengalaman di hospitality industry jadi entah kapan dia bisa ke kapal.
Setelah 6 bulan training, aku akhirnya dapat sertifikat dari restoran tersebut, hmm... karena aku belum 21 th,jadi aku blm bisa melamar ke kapal pesiar, so... sementara aku mau cari kerja aja dulu, berbekal sertifikat aku mau cari kerja di restoran di Bali aja karena Bali banyak punya lowongan di restoran.
akupun pamit kepada orang tuaku. ' kamu ga papa di bali sendirian nak?' tanya ibuku dg wajah khawatir, aku menggeleng ' ga papa, aku kost aja di Kuta sambil kerja" jawabku singkat. Ada perasaan sedih meninggalkan keluargaku karena aku anak satu-satunya tapi orangtuaku mendukung apapun keputusanku demi masa depan.
Akhirnya aku tiba di Kuta, aku mendapatkan tempat kost di daerah kuta hasil pencarian di internet, tempatnya lumayan bagus dan dekat kemana2. Aku membeli motor second dari suatu tempat di Denpasar lalu aku berjalan-jalan di sekitar Kuta setelah memasukkan lamaran ke beberapa restoran di wilayah Kuta.
Kuta sangat indah dan banyak pertokoan modern, tapi sayangnya sampah dimana-mana terutama sampah plastik, sayang sekali..
Aku mendapatkan beberapa panggilan untuk wawancara kerja di beberapa restoran yg aku kirimin CV dan application letter beberapa hari yang lalu, akupun berangkat untuk wawancara kerja. Yg pertama adalah sebuah restoran steak di salah satu hotel berbintang di kawasan Seminyak, ga jauh dari kuta juga, yg mewawancarai adalah managernya, seorang pria bule yang agak berumur tapi lumayan cakep namanya Rob, dia tanya pengalaman dan alasan kenapa aku ingin kerja disitu, aku ceritakan pengalaman kerjaku di restoran dan alasan aku ingin kerja karena aku suka kerja di hospitality industry, aku ga bilang kalo ini cuma sementara aja karena mau ke kapal, why? sebab kalo mereka tau ini cuma batu loncatan atau cuma sementara aja krn menunggu mau ke kapal, mereka ga akan mau terima. So.. si bule itu lalu menyalami aku dan bilang besok sudah boleh start kerja. Wow.. kaget juga aku tapi aku senang karena akhirnya aku bisa mendapatkan pekerjaan pertamaku.
Hari ini adalah hari pertama aku bekerja, wah senangnyaa.. aku pakai baju seragam yg diberikan pihak restoran kepadaku kemarin, ukurannya sih pas cuma roknya agak mini, sebel deh tapi kan pake stocking so no problem, hari ini masuk pagi jadi aku cepat-cepat bersiap dan meluncur ke tempat kerja sepagi mungkin.
Karyawan disini baik semua, tapi supervisor dan managernya terkesan galak dan angkuh, terutama Rob, mungkin mereka menerapkan sistim militer dalam kerja disini, yaudah ikutin aja daripada entar kena masalah. Aku lihat si Rob ini kadang suka melihat kearahku tapi kalo aku balik lihat, dia langsung buang muka, heran ni bule..
Aku bekerja 6 hari dalam seminggu, jadi ada satu hari libur dalam seminggu itu yg bisa aku pakai untuk jalan-jalan atau sekedar cuci mata. Aku ga terlalu dekat dengan teman-teman kerja karena aku ga mau berat meninggalkan mereka kalo aku berangkat kerja di kapal, aku lebih banyak menghabiskan waktuku sendirian di tempat kost atau jalan-jalan ke pantai sendirian. Suatu pagi ada sebuah sedan mewah berhenti tepat di depan tempat kost ku, aku heran siapa ya? aku lagi off, jadi aku lagi istirahat di kamar kost. Aku lihat ada seorang bule turun keluar dari mobil itu dan ternyata itu si Rob.... aku kaget, ada apa ya? lalu aku menghampiri dia dan menyapa :' Hi, Sir, I'm surprised to see you...' dia senyum lalu bilang ' well I just want to see you, I'm off as well so maybe we can go somewhere?' haddeh dia kan manager aku, jadi aku ga bisa menolak meski aku bingung kok dia tau tempat kost aku dan malah ajak jalan-jalan segala.
Rob menyetir perlahan dan kami menuju ke pantai yang tak jauh dari tempat kost ku. Setelah parkir mobil lalu kami masuk ke rumah makan seafood yang ada tak jauh dari situ. Rob duduk dihadapanku lalu setelah kami memesan makanan dia menatap kearahku dg tajam, dari situ aku tau dia mau ngomong serius, aku takut dia bilang suka atau gimana karena itu akan menyulitkan posisiku di tempat kerja.
Rob berkata :' I really like you, I mean I like you a lot, I never found someone I really like in my life'. aku kaget, aku bingung krn aku ga tertarik sama dia sebenarnya krn dia agak ketuaan dan bukan tipe yg aku suka tapi kalo ditolak entar aku kehilangan pekerjaan, terus gimana? aku benar-benar bingung tapi aku menjawab bahwa aku belum banyak kenal dia jadi aku ga tau perasaanku terhadapnya, Rob menatap tajam lalu berkata :' well then we can just get to know each other, and see what happens next...' aku pun mengiyakan, yah sebetulnya ga masalah kalo getting acquainted aja, asal dia ga punya istri atau pacar yg lain aja, heheheheh...
sejak saat itu jadwal kerjaku diubah oleh si Rob, hari liburku udah pasti sama dg hari off nya dia, aku tau maksudnya krn dia mau ajak jalan-jalan dan get to know each other, yaudah kalo dia datang kamipun menghabiskan waktu di pantai untuk sekedar jalan ataupun makan. so far Rob orangnya sopan ga pernah kurang ajar jadi aku nyaman jalan bersama dia, tapi aku khawatir ada karyawan lain yg tau lalu mengira aku memanfaatkan Rob untuk kepentinganku sendiri, hadeh gawat tapi Rob juga tau soal itu makanya kami selalu berhati-hati agar ga menjadi fitnah di tempat kerja.
Rob nama aslinya Robert, dia berumur 45 tahun dan seorang duda satu anak yg udah dewasa di Inggris. di Indonesia dia baru 3 th dan belum pernah pacaran dg cewek lokal krn dia orangnya rada pemilih, dia tertarik padaku krn wajahku agak mirip mantan istrinya di Inggris ( masa sih) , bagiku Rob orangnya menyenangkan dan baik meski agak kaku tapi really setelah 4 bulan jalan bareng akhirnya aku menerima cinta Rob dan kamipun pacaran spt pasangan lainnya namun tetap menjaga norma-norma karena aku gak mau kebablasan, Rob menghormati itu dan kamipun menjalani hubungan dengan santai namun bahagia
kelanjutannya gimana?... bentar...( lagi mikir gimana kelanjutannya abis sedang ga ada ide segar) ada ide ga?
Comments